Ungkapan Mutiara

Kita seperti teko, apa yang dikeluarkan maka seperti itulah di dalamnya. Maka berjanjilah untuk selalu membahagiakan orang lain, karena dengan begitu kita membahagiakan hidup kita sendiri (Rosa Rahmania))

Memberi sebanyak yang kita mampu, lalu kita akan menerima sebanyak yang kita butuhkan! InsyaAllah(Luluk Evi Syukur)

Ide-ide gila, butuh orang gila juga untuk mewujudkan semuanya. Demi bumi dan isinyam, baiklah. (Ana Falasthien Tahta Alfina)

Selagi sabar itu ada dalam diri maka selagi itu juga Allah akan mengujinya dan hanya mereka yang benar-benar sabar dapat dengan mudah mengatasi ujianNya (Luluk Evi Syukur)

Selepas ashar nanti Kutunggu di semenanjung hati, mendawai indahnya pelita, kala pelangi berbagi warna, selepas maghrib nanti, Kutunggu di ujung nadi, lantunkan kalam Illahi, hingga Isya hadir kembali (Khasanah Roudhatul Jannah)

Kawan, ingatlah dengan hidup ini, kadang kesusahan dalam mengarungi takdir membuat hidup kita di akhirat nanti menjadi lebih berkualitas. Dan Jangan lah berlebihan di kehidupan ini, karena takut-takut terasa hambar di akhirat nanti. So, Jadikanlah apapun itu tentang kehidupan, lalu rayakanlah dengan kesyukuran.(Adi Nurseha)

Memoar kehidupan yang tak berujung hingga kematian menjemput. Lantas sudah sampai di mana kisah kehidupan ditorehkan? (Luluk Evi Syukur)

Kau yang masih setia mengulum rindu, Kudendangkan senandung lagu merdu, Sebagai pengobat rindu di dada, Sebagai pelipur segala lara, Tersenyumlah sayang, Rindu ini pun masih terus membayang Untukmu duhai kekasih hati Sambutlah syahdunya nyanyian hati (Khasanah Roudhatul Jannah)

Jaga selalu hatimu (Rosa Rahmania)

Tak semua yang diinginkan dapat terwujud sesuai rencana. Pergi saat indah. Allah pasti punya rencana terindah dibalik semua ini. Hanya itu yang bisa menguatkanku saat ini (Yopi Megasari)

Minggu, 15 Mei 2011

Rindu kepada Purnama


Helaan nafas beriring dahaga
Membuat hatiku tersayup bagaikan besi tua
Lelah kaki melangkah di jalan yang terjal
Bersimbah duduk di pelataran rumah suci Tuhan

Terluka dalam gelap gulana
Terombang-ambing oleh ombak setan
Dan terdongkrak oleh ketamakan
Aku mencari tempat persinggahan

Waktu tak main-main
Mata pun sayu dalam dekapan kesunyian
Di tempat yang asing bagi otakku
Aku berjalan tanpa arah melewati setiap lekukan malam

Rumah Tuhan yang kutuju
Mungkin di sana lah bisa kutumpahkan kelelahanku
Namun, tak satu pun rumah Tuhan terbuka
Mungkin Ia murka dengan keputusanku

Langkah kaki tak berhenti
Mencari selisik kebutuhan rohani
Di Rumah Tuhan yang ke empat itu aku berdoa
“Ya Rabb, apa yang harus kulakukan?”

Aku rindu pada purnama
Yang menggelontorkan cintanya untukku
Walaupun malam gelap seakan memakan bayanganku
Namun ia masih setia menemaniku dengan kekuatan cahayanya

Aku rindu pada purnama
Tawa dan candanya membuatku bahagia
Kadang kuberpikir untuk menyerah dalam perjalanan ini
Namun tekad bulatku memberengus semua inginku

Aku rindu pada purnama
Aku pernah berjanji menjadi sang kstaria
Namun pecundang yang sekarang sedang mengangkangi wajahku
Aku kalut dalam dekapan rindu

Wahai purnama
Izinkan sejenak kumeninggalkanmu
Untuk membina hati yang sedang carut marut
Untuk membinasakan jiwa kotor pemberengus jiwa

Wahai purnama
Tetap setialah menantiku hingga batas waktu yang kutuju
Akan kulakukan yang terbaik untukmu
Akan kuberikan kekuatan untuk memandangmu

Wahai purnama
Maafkan aku meninggalkanmu tanpa sepeser katapun
Namun aku yakin kau bijak menemani malam
Dan kau akan berdua denganku di mana pun aku melangkah

* Di tempat pengasingan diri. Puisi ini kupersembahkan untuk orang yang kucintai, dan kru website Nathiq, "Aku bersamamu Kawan!!!, sampai berhentinya nafas yang memisahkan kita"

Oleh: Adi Nurseha Saduki (Profile)

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket
 

Karya Tulis

Refleksi 02 Mei 2011

Ini hanya bagiku, entah bagi yang lainnya. Setiap hari orang-orang science mempelajari banyak simbol, dari alfabet hingga numerik atau beragam bentuk yang memang sengaja diciptakan sedemikian rupa. Aku tahu simbol-simbol tersebut sengaja diciptakan untuk

Kisah Kehidupan

Demi Sebuah Amanah

Telah lama aku berdiri di sini, di antara keramaian dan hiruk-pikuk terminal Pulo Gadung. Namun tak satupun bus antar kota yang mau berhenti dan membawaku meninggalkan kebisingan ini. Hampir satu jam lebih aku di sini, tapi semua bus antar kota nampaknya penuh semua.

Sastra

Cinta Dalam Hati ( CIDAHA )

Kala cinta datang menggoda Memanggil dan mengetuk pintu hati Lalu singgah ke rumah jiwa Tanpa kata permisi Hhm... Terdengar begitu syahdu menyentuh kalbu Namun, jika ini benar cinta Jangan biarkan cintaku padaMu hilang di hati Perkenankanlah tuk selalu mencintaiMu

© 3 Columns Newspaper Copyright by Website Nathiq | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks