Senyum manis di wajahnya senantiasa mengembang, mewarnai hari-harinya yang seakan tiada pernah dilanda duka. Tawanya senantiasa renyah membahana, menggambarkan betapa free hatinya seolah tanpa beban derita. Begitupun saat dia harus berpisah denganmu sebagai keputusan yang matang yang menjadikannya semakin tegar dalam mengarungi liku hidup yang tiada terduga kapan aral melintang menghadang mulusnya jalan.
Ketegarannya menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya, adalah bukti betapa mapan pola pikirnya. Tiada keluh kesah yang dia tampakkan di muka umum. Seberat apapun beban hidupnya, dia tetap berdiri dengan gagah, memikul segala beban yang ada tanpa mengeluh sedikitpun. Lihatlah pancaran wajahnya yang selalu tulus menimbang rasa. Seperti saat dia melepaskanmu dan membiarkanmu memilih bidadari lain yang kau anggap lebih pantas untuk kau cintai.
Baginya cinta tak harus memiliki, cinta tak harus mencemburui. Cinta adalah keikhlasan, keikhlasan menerima segala yang ada, tanpa harus merasa cemburu dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Sama seperti saat perhatianmu beralih pada yang lain. Hanya senyum yang tersungging di bibirnya seraya berucap lirih "Semoga kalian berjodoh dan hidup dalam lindungan kasih Illahi Robbi..."
Lalu dia pun melangkah tenang, tanpa pernah merasa bersalah telah meninggalkanmu. Karena di matanya kau memang tidak pernah tulus mencintainya, tidak pernah tulus menyayanginya. Terbukti dengan segala apa yang di lihatnya ketika segala kasih dan perhatianmu justru tertuju kepada yang lain. Bukan rasa cemburu yang dia tunjukkan ketika ia tahu kau bermesraan dengan yang lain. Tapi rasa syukur kepada Dzat Yang Maha Kasih, yang telah membukakan kedua mata batinnya akan siapa sebenarnya dirimu, siapa sebenarnya sosok yang pernah di kasihinya.
Dia bukan tipe pencemburu. Bukan berarti cintanya kepadamu di masa lalu palsu. Tapi kedewasaan dalam dirinya yang membuatnya lebih bijak dalam menghadapi setiap liku sebuah rasa dalam mengarungi samudera cinta yang penuh dengan gelombang badai asmara. Dia bukan anak kecil yang mudah menangis ketika di cubit. Dia bukan anak kecil yang mudah merengek ketika apa yang dia harapkan jadi miliknya ternyata tak jua ia dapatkan bahkan menjadi milik orang lain.
Dia gadis dewasa yang pandai mensyukuri nikmat. Dia gadis yang tegar, dia gadis yang kuat, dia gadis yang mampu bertahan di tengah kecaman dahsyatnya badai kehidupan. Tiada pernah ku dengar dia mengeluh, walau derita kerap hadir menyapa ketenangan jiwanya. Percuma saja kau bersusah payah membuatnya cemburu, karena di hatinya dia justru mendo'akanmu agar kau dapat menjalin hubungan dengannya.
Mungkin benar adanya, bahwa kau tiada pernah mencintainya. Atau kesombongan dalam dirimu yang membuatmu bertahan untuk tidak mengungkapkan perasaan hatimu yang sesungguhnya. Well... itu adalah urusanmu dengannya. Ada tidaknya rasa itu hanya kau yang tahu. Satu yang pasti dia bukan tipe pencemburu. Terbukti saat dia melihatmu bermesraan dengan yang lain, dia justru mendo'akanmu. So tak perlu kau bersusah payah memperlihatkan kemesraanmu dengan gadis lain di depan matanya. Karena dia bukan tipe pencemburu.
Dia gadis yang cantik, pintar, cerdas, lincah, sholehah, energic, atraktif... waow... seabreg kelebihan di sandangnya... ckckckck... Rasanya rugi kalau di lepaskan begitu saja, sementara kau tahu bahwa kau pernah ada dalam hatinya. Namun aku tidak bisa menjamin bahwa di hatinya masih ada namamu, karena kulihat dia begitu supel dalam bergaul. Dengan mudah dia kan dapatkan pengganti dirimu yang mungkin lebih perfect and lebih sempurna di matanya.
Kurasa penjelasanku tadi sudah jelas. Dia bukan tipe pencemburu. OK...?! Kalau kurang jelas, silahkan baca ulang dari awal.
Selamat membaca kawan. (((^_^)))
Oleh: Khasanah Roudhatul Jannah (Profile)
Ungkapan Mutiara
Kamis, 21 April 2011
Bukan Tipe Pencemburu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar