Ungkapan Mutiara

Kita seperti teko, apa yang dikeluarkan maka seperti itulah di dalamnya. Maka berjanjilah untuk selalu membahagiakan orang lain, karena dengan begitu kita membahagiakan hidup kita sendiri (Rosa Rahmania))

Memberi sebanyak yang kita mampu, lalu kita akan menerima sebanyak yang kita butuhkan! InsyaAllah(Luluk Evi Syukur)

Ide-ide gila, butuh orang gila juga untuk mewujudkan semuanya. Demi bumi dan isinyam, baiklah. (Ana Falasthien Tahta Alfina)

Selagi sabar itu ada dalam diri maka selagi itu juga Allah akan mengujinya dan hanya mereka yang benar-benar sabar dapat dengan mudah mengatasi ujianNya (Luluk Evi Syukur)

Selepas ashar nanti Kutunggu di semenanjung hati, mendawai indahnya pelita, kala pelangi berbagi warna, selepas maghrib nanti, Kutunggu di ujung nadi, lantunkan kalam Illahi, hingga Isya hadir kembali (Khasanah Roudhatul Jannah)

Kawan, ingatlah dengan hidup ini, kadang kesusahan dalam mengarungi takdir membuat hidup kita di akhirat nanti menjadi lebih berkualitas. Dan Jangan lah berlebihan di kehidupan ini, karena takut-takut terasa hambar di akhirat nanti. So, Jadikanlah apapun itu tentang kehidupan, lalu rayakanlah dengan kesyukuran.(Adi Nurseha)

Memoar kehidupan yang tak berujung hingga kematian menjemput. Lantas sudah sampai di mana kisah kehidupan ditorehkan? (Luluk Evi Syukur)

Kau yang masih setia mengulum rindu, Kudendangkan senandung lagu merdu, Sebagai pengobat rindu di dada, Sebagai pelipur segala lara, Tersenyumlah sayang, Rindu ini pun masih terus membayang Untukmu duhai kekasih hati Sambutlah syahdunya nyanyian hati (Khasanah Roudhatul Jannah)

Jaga selalu hatimu (Rosa Rahmania)

Tak semua yang diinginkan dapat terwujud sesuai rencana. Pergi saat indah. Allah pasti punya rencana terindah dibalik semua ini. Hanya itu yang bisa menguatkanku saat ini (Yopi Megasari)

Senin, 11 April 2011

Cinta Matahari Pada Bumi


Perkenalkan namaku Matahari, jenis bintang yang terdekat dengan Bumi, sekitar 150 Km dengan radius 112 kali dari radius Bumi serta 30 kali gaya tarik Bumi. Warnaku stabil mengikuti drajat suhu dari tubuhku sendiri, berwarna merah ketika pagi atau sore hari serta putih hingga kebiruan ketika siang. Sosokku terlahir sebagai generasi bintang kedua menurut teori Bigbang tentang pembentukan Tata Surya dengan massa Tata Surya sebesar 98 % pada tubuhku, bukankah posisiku cukup penting sebagai pusat Tata Surya?

Di sistem Tata Surya, di Galaksi Bima Sakti, terdapat kedelapan planet yang setia berevolusi mengelilingi tubuhku. Dari mulai Merkurius, Mars, Bumi, Venus, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neputnus. Mereka menempati posisi masing-masing di garis orbit dengan waktu revolusi yang berbeda tergantung karakteristik mereka. Tugas utamaku adalah mengontrol stabilitas peredaran para planet yang berarti mengontrol terjadinya siang dan malam serta tahun sebagai sumber energi panas. Dan kalian tahu? di antara para kedelapan planet yang berevolusi ke arahku, ada sebuah planet spesial yang menarik perhatianku selama ini. Mungkinkah aku menyayanginya? Jatuh cinta kepadanya? Dialah yang selama ini kalian tempati, membuatku patah hati. Karena dia ternyata lebih memilih mencintai kalian.

Perkenalkan namanya Bumi, sosok yang diam-diam aku kagumi. Si planet ketiga di sistem Tata Surya, satu-satunya planet yang memiliki kehidupan. Para penguhuninya disebut makhluk hidup, manusia adalah sosok yang paling berkuasa. Bila tubuhku hanya tersusun dari Hidrogen dan Helium, maka sebagian besar dari permukaan Bumi terdiri dari 70 % lautan dan sisanya adalah daratan, gunung, serta lembah. Bumi memiliki selimut udara yang disebut dengan atmosfer, salah satu fungsinya adalah melindungi Bumi dari paparan radiasi dan energi panasku yang berlebihan. Itulah mengapa aku sedih, padahal aku hanya ingin melindunginya dengan memberinya kehangatan, membantu udara dan air di Bumi bersikulasi, tumbuhan berfotosintesis, mentransfer energi panasku kepada batu bara dan minyak bumi.

Herannya manusia, penghuni Bumi yang tidak tau berterima kasih itu selalu mengeluhkan banyak hal tentangku. Bilang katanya kalau aku adalah penyebab panas yang menyiksa. Padahal mereka yang menjadi penyebab lapisan ozon di Atmosfer Bumi yang bernama Stratosfer. Siapa yang selama ini menggunakan zat CFC atau clorofuorocarbon, penyebab terbesar berlubangnya lapisan Ozon. Tentu bukan salahku jika Radiasi UV-ku yang ekstrem menyebabkan banyak penyakit pada Manusia. Lalu yang bernama Manusia itu selalu menyakiti Bumi, dengan sikap serakahnya, merusak hutan-hutan yang menjadi paru-paru bagi Bumi. Sungguh aku sangat melindungi Bumi dari perlakuan jahat kalian, aku benar-benar sangat menyayanginya.

Aku ingin selalu menjaganya sepanjang waktu, maka jika malam tiba aku relakan cahaya-ku dipantulkan Bulan. Aku perintahkan Bulan untuk menggantikanku menjaga Bumi dan mengawasinya, aku juga memerintahkan beragam rasi untuk membentuk beragam formasi dan senantiasa menghibur Bumi karena ulah kalian. Sungguh!! Aku ingat jawaban Bumi ketika dia menolakku dan lebih memilih kalian,

"Terima Kasih atas perasaan spesialmu Matahari, tapi bagiku memilihmu berarti merusak keseimbangan alam yang ada. Itu sama artinya aku menyakiti para penguhuni yang amat aku sayangi, dan apa artinya hidupku lagi jika Manusia yang hidup di permukaanku menderita?"

"Tapi lihat Bumi, apa yang selama ini dilakukan para Manusia itu kepadamu? Apa itu pembalasan mereka terhadap perasaanmu yang tulus?" Dan kalian perhatikan jawaban Bumi, selalu tampak membela kalian, seburuk apapun perlakuan kalian kepadanya.

"Matahari, para Manusia itu tidak semuanya bersifat buruk seperti yang kamu katakan. Seandainya kamu tahu bagaimana kelompok minoritas membelaku. Mereka rela menanam banyak Pohon sebagai amunisi paru-paruku, senantiasa menyeru kebaikan pada mahkluk hidup lainnya, berusaha melestrarikan sisa sumber dayaku sebaik-baiknya. Aku yakin mereka sebenarnya sangat menyayangiku juga, tapi terkadang khilaf dan lupa membuat mereka tidak sengaja memperlakukanku semena-mena"

Maka demi mendengar jawaban tulus dari Bumi, semakin dalamlah perasaan kagumku padanya. Dan kalian tahu? saingan terberatku dalam rangka mendapat perhatian Bumi adalah Awan, Awan selalu berdikte membanggakan dirinya, bilang kalau dirinya lebih memberi manfaat pada Bumi, mampu mempersembahkan Hujan yang sejuk pada Bumi. Dia sungguh curang, temannya banyak dan jika dia ingin menurunkan Hujan maka dia akan meminta si Nimbu Stratus untuk menghalangi pandanganku dari Bumi, Manusia menyebutnya mendung. Tapi dia jauh lebih beruntung, karena dia dan teman-temannya dapat terbentuk di lapisan Atmosfer Bumi yang bernama Troposfer, dan aku sungguh Iri.

Salah satu sikapku yang paling tidak disukai Bumi adalah ketika tubuhku mengeluarkan badai hingga mengenai Bumi dan kalian. Itu akibatnya jika emosiku telah memuncak akibat perlakuan kalian pada Bumi, tapi sungguh aku tidak bermaksud untuk membuat Bumi sedih. Maaf, bahkan demi untuk menghibur Bumi aku rela bekerja sama dengan Hujan untuk membentuk pelangi dan sesekali memperlihatkan cincin Matahariku yang serupa pelangi.

Sesederhana itu aku menyukaimu
Seperti sederhanamu yang turut mengorbitku pada garismu
Kamu bukanlah bintang fajar seperti Venus,
Atau pemilik cincin Indah layaknya Saturnus
Tapi hatimu yang tulus telah sukses memikatku.

Lihatlah bagaimana Manusia telah menyakitimu,
Tapi kamu selalu membelanya di hadapanku,
Dan kalian Manusia!!!
Tidakkah kalian merasakan perlakuan Bumiku?

Lalu aku hanya mampu menyukaimu dengan sederhana
Ingin menyukaimu dengan cara yang paling sederhana
Mengikuti kesederhanaanmu,
Demi semua itu
Aku sungguh rela turut melindungi Manusia
Menemanimu

Manusia,
Masih belum sadarkah?


Oleh: Ana Falasthien Tahta Alfina (Profile)

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket
 

Karya Tulis

Refleksi 02 Mei 2011

Ini hanya bagiku, entah bagi yang lainnya. Setiap hari orang-orang science mempelajari banyak simbol, dari alfabet hingga numerik atau beragam bentuk yang memang sengaja diciptakan sedemikian rupa. Aku tahu simbol-simbol tersebut sengaja diciptakan untuk

Kisah Kehidupan

Demi Sebuah Amanah

Telah lama aku berdiri di sini, di antara keramaian dan hiruk-pikuk terminal Pulo Gadung. Namun tak satupun bus antar kota yang mau berhenti dan membawaku meninggalkan kebisingan ini. Hampir satu jam lebih aku di sini, tapi semua bus antar kota nampaknya penuh semua.

Sastra

Cinta Dalam Hati ( CIDAHA )

Kala cinta datang menggoda Memanggil dan mengetuk pintu hati Lalu singgah ke rumah jiwa Tanpa kata permisi Hhm... Terdengar begitu syahdu menyentuh kalbu Namun, jika ini benar cinta Jangan biarkan cintaku padaMu hilang di hati Perkenankanlah tuk selalu mencintaiMu

© 3 Columns Newspaper Copyright by Website Nathiq | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks