Di saat dadaku sesak bergumul debu
Kuberlari terlunta-lunta mendekati sudut bumi
Aku pandangi sampai mataku bernanah
Dan dadaku kian lara
Aku tak suka sepi
Aku pun tak suka lemah
Sehingga, kubertanya kepada bibir pantai
Tentang arti mutiara persahabatan
Desiran ombak dan bergrombolnya buih-buih lucu
Menjawab semua pertentangan hatiku
Tentang arti kebersamaan sang buih-buih
Dan tentang arti keindahan sang desiran ombak
Namun, aku tak puas
Di saat buih-buih bergerombal, menghilang begitu saja dimakan waktu
Dan ombak pun begitu jahat jika membesar melebihi kapasitas
Ah, semakin kalut dan samar lah hatiku
Aku berlari terbirit-birit ke ujung langit
Di sana kumenemui mentari dan rembulan
Mereka hanya diam seribu bahasa
Hanya sinarnya yang melambaikan jawaban kecil
Malam dihiasi rembulan kelembutan
Siang dipandangi mentari yang kasar
Tahu kah Kawan! Mentari dan rembulan kerja sama
Membuat langit begitu ayu nan ramah
Lagi, lagi, dan lagi
Aku tak puas
Saat mataku terpejam, maka rembulan dan mentari menghilang
Padam dan luluh di makan kelopak mata
Akhirnya kutertunduk lemah dipelataran kosong
Tanpa hawa dan tanpa waktu
Merah padam mataku tertuju
Luka hatiku semakin membusuk tentang kegamangan
Kedua lututku pun bersetubuh dengan bumi
Sambil mata menikmati heran kenangan yang lalu
Kumencoba bertanya kepada sisi tubuhku yang terkecil
Wahai hati, jawablah pertanyaanku itu, kumohon!
Ahay, aku mendapat jawaban di sana
Bahwa sahabat adalah kebersamaan
Bukan sepi dan menyendiri
Tak hilang dimakan usia dan lara
Terimakasih wahai Hati!.
Kupersembahkan untuk sahabatku, Muslimin, Ana Falasthin TA, Rosa Rahmania, Yopi Megasari, Luluk Evi Syukur, dan Didi Suardi
Oleh: Adi Nurseha Saduki (Profile)
Ungkapan Mutiara
Minggu, 03 April 2011
Tentang Arti Mutiara Persahabatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar