Bila hati yang bicara, akankah bisa terungkap dengan kata-kata? Yang ada adalah tangan dan kaki yang mewakili bicaranya hati. Kemudian, sekarang hati siapakah yang bicara itu?
Seusai dengan tak sengaja mendengarkan suatu liputan berita di televisi, barulah ini dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya tiap insan rindu akan kesucian dan tak pernah mau dengan sengaja melakukan perbuatan tercela.
Sebuah liputan, yang bercerita tentang sebuah kawasan lokalisasi di daerah Surabaya. Entah pula, kawasan yang dimaksud adalah kawasan paling terkenal se-Asia Tenggara itu atau bukan. Di situ diceritakan bahwa penduduk lokalisasi, saat ini sudah menurun sebanyak 30% daripada tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat setempat mengakui bahwa mereka kerapkali mendekati para PSK itu dengan perlahan. Walhasil, saat ini sudah berkurang sebanyak 30%, suatu peningkatan yang patut kita syukuri bahkan sekecil apapun angkanya.
Tak pernah ada wanita yang menjadikan “pelacur” sebagai cita-cita hidupnya. Kebanyakan mereka melakoni sandiwara demikian adalah karena terpaksa atau karena sebelumnya sudah dijerumuskan terlebih dahulu oleh orang yang tega berbuat jahat pada mereka. Tapi pernahkah, ketika kita punya adik kecil atau kerabat dan tetangga kita yang masih usia SD, ada yang bercita-cita menjadi penjaja cinta? Saya yakin dengan sangat pasti, tidak akan ada hati dan akal sehat yang menginginkan demikian.
Yang sekarang sedang menjalani sandiwara seperti itu, yakinlah bahwa di hatinya selalu ada secercah kerinduan untuk kembali menjalani hidup seperti manusia biasa lainnya. Nuraninya tak pernah mau dan tak pernah mengijinkannya untuk berbuat seperti itu. Ikutilah kemauan hati untuk selalu berhasrat beribadah dan semakin mendekat padaNya. Ya, itulah fitrah bagi yang namanya manusia.
Dan bukan hanya "penjaja cinta" yang memiliki fitrah demikian. Seorang penjaja cinta adalah seorang manusia, dan tengoklah kita pun sama manusianya dengan mereka. Kita pun memiliki fitrah itu kawan. :)
Ya Arhamarrahimin... Penuhilah lagi hati-hati kami ini dengan kasih sayangMu, sebagaimana Engkau yang bisa menguatkan iman di hati kami, kami pun tak akan bisa berbuat apa-apa tanpa campur tangan dariMu. Tolong temani dan beri kekuatan pada kami untuk bisa selalu ingin lebih dekat lagi denganMu, amin...
Oleh: Rosa Rahmania (Profile)
Ungkapan Mutiara
Sabtu, 30 April 2011
Bicaranya Hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar