Dalam senja mengapit usia
Rentetan sepi menelusup ke batin tanpa pamit
Takdir Tuhan menelisik dari jarak waktu
Aku kini Tuhan, bukan yang dulu.
Lara terasa di batinku
Inginku bersenda gurau sejenak dalam kehidupanku
Ingin menari dengan burung camar
Atau bermain dengan pelangi yang ramah
Namun kuteronta-ronta dalam kebodohan dan kealpaan
Mati suri dengan kegamangan
Lelap dalam kesenangan liputan nafsu
Dasar, aku memang pecundang kelas kakap
Oh awan, bantulah aku terbang mengitari planet yang sombong ini
Atau bantulah aku mengenal pasir putih di pantai
Bercium mesra dengan lahan dan semakbelukar
Dan terbangun menjadi orang yang kaya
Tuhan, usiaku tak muda lagi
Digerogoti oleh rayap-rayap busuk lalu dimuntahkannya
Usiaku berserekan di mana-mana
Lendir, cairan, dan bau menggambarkan usiaku ini
Badanku yang kuat dulu, mencair dengan kemaksiatan
Ototku yang besar dulu, menciut disantap dedemit kotor
Mataku yang tajam, puntul terisolir gerigi
Apa dayaku saat ini? Masih kah sombong?
Senda gurau yang kubanggakan musnah
Keinginan yang meletup-letup pupus sudah
Rasa kesenangan terkekang dalam ketabuan
Yang ada, usiaku sudah mengapit ke senja
Oleh: Adi Nurseha (Profile)
Ungkapan Mutiara
Sabtu, 09 April 2011
Senja Mengapit Usia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar