Ungkapan Mutiara

Kita seperti teko, apa yang dikeluarkan maka seperti itulah di dalamnya. Maka berjanjilah untuk selalu membahagiakan orang lain, karena dengan begitu kita membahagiakan hidup kita sendiri (Rosa Rahmania))

Memberi sebanyak yang kita mampu, lalu kita akan menerima sebanyak yang kita butuhkan! InsyaAllah(Luluk Evi Syukur)

Ide-ide gila, butuh orang gila juga untuk mewujudkan semuanya. Demi bumi dan isinyam, baiklah. (Ana Falasthien Tahta Alfina)

Selagi sabar itu ada dalam diri maka selagi itu juga Allah akan mengujinya dan hanya mereka yang benar-benar sabar dapat dengan mudah mengatasi ujianNya (Luluk Evi Syukur)

Selepas ashar nanti Kutunggu di semenanjung hati, mendawai indahnya pelita, kala pelangi berbagi warna, selepas maghrib nanti, Kutunggu di ujung nadi, lantunkan kalam Illahi, hingga Isya hadir kembali (Khasanah Roudhatul Jannah)

Kawan, ingatlah dengan hidup ini, kadang kesusahan dalam mengarungi takdir membuat hidup kita di akhirat nanti menjadi lebih berkualitas. Dan Jangan lah berlebihan di kehidupan ini, karena takut-takut terasa hambar di akhirat nanti. So, Jadikanlah apapun itu tentang kehidupan, lalu rayakanlah dengan kesyukuran.(Adi Nurseha)

Memoar kehidupan yang tak berujung hingga kematian menjemput. Lantas sudah sampai di mana kisah kehidupan ditorehkan? (Luluk Evi Syukur)

Kau yang masih setia mengulum rindu, Kudendangkan senandung lagu merdu, Sebagai pengobat rindu di dada, Sebagai pelipur segala lara, Tersenyumlah sayang, Rindu ini pun masih terus membayang Untukmu duhai kekasih hati Sambutlah syahdunya nyanyian hati (Khasanah Roudhatul Jannah)

Jaga selalu hatimu (Rosa Rahmania)

Tak semua yang diinginkan dapat terwujud sesuai rencana. Pergi saat indah. Allah pasti punya rencana terindah dibalik semua ini. Hanya itu yang bisa menguatkanku saat ini (Yopi Megasari)

Selasa, 17 Mei 2011

Kaka Seorang Tentara


Guru adalah contoh bagi anak muridnya. Itulah pernyataan yang sering kita dengar. Namun tidak selamanya pernyataan itu berlaku. Ada kalanya justru guru lah yang harus belajar pada anak muridnya. Adalah Kaka, begitulah panggilan akrab salah satu anak didikku. Anak berusia 4 tahun ini dapat dikatakan sebagai salah seorang inspirator bagiku. Semangatnya untuk belajar sangat tinggi. Sebelum pintu sekolah terbuka, ia yang diantar neneknya telah menanti di depan sekolah, sambil menggendong tas bergambarkan Upin Ipin dan tempat minum di lehernya.

Aku selalu kalah cepat datang ke sekolah dengan dia. Di saat teman-temannya jarang masuk sekolah karena malas, ia nyaris selalu sekolah setiap hari. Datang selalu paling awal. Sakit pun selama ia masih bisa berjalan, ia tetap sekolah.Dia termasuk muridku yang manja namun sangat cerdas. Meskipun belum bisa membaca, tapi ia selalu bisa menceritakan buku-buku yang telah ia buka. Hampir setiap hari kata tanya kenapa dan apa terlontar dari bibir mungilnya, sampai-sampai terkadang aku tak mampu menjawab pertanyaannya. Ah terkadang aku malu padanya.

Semangatku masih kalah dari dia, terkadang aku datang terlambat. Dan terkadang aku juga malas mengajar. Tak hanya cerdas, ia sangat polos dan jujur. Suatu ketika pernah kutanyai ia apa cita-citanya, ia hanya berkata ingin seperti ayah atau kakek. Baginya, ayah dan kakek sumber inspirasi terbesar dalam hidupnya. Ia dengan ceplas ceplos menceritakan kehebatan ayah dan kakeknya ketika menunaikan tugas sebagai tentara dan polisi pengayom masyarakat. Bahkan ia tak segan-segan untuk menirukan aksi ayahnya saat menembak dan merangkak menghindari musuhnya. Membuatku terkekeh geli melihat aksinya. Lalu kulempar ia dengan sebuah bola dan menyuruhnya menendang bola. Ternyata, namanya saja yang sama dengan salah seorang pemain sepakbola Eropa, namun minatnya sangat berbeda. Malah ketika sedikit kupaksa menendang bola dan menirukan gaya Kaka, dia malah lebih tertarik dengan buku cerita yang kupegang sambil berkata “Kaka bukan pemain bola Ibu, tapi tentara…”

Aku hanya bisa tersenyum seraya bergumam... "Andai para pejabat negara memiliki semangat dan disiplin seperti dia tentulah tak kan kita dengar para pejabat yang kesiangan atau membolos. Dan andai juga para pejabat memiliki kejujuran seperti anak kecil, tentu tak kan ada istilah korupsi di negara kita tercinta ini. Seringkali kita tak menghiraukan apa yang ada dalam diri anak kecil, bahkan kita sering meremehkan mereka, padahal dalam diri mereka terdapat banyak pelajaran berharga yang bisa kita tiru. Anak-anak adalah tambang emas negara, mereka lah yang kelak menentukan nasib bangsa kita."

Semoga ada manfaatnya dari tulisan saya yang asal-asalan ini :D
Oleh: Yopi Megasari (Profile)

Artikel yang berkaitan



1 komentar:

  1. Ahhhhh aku jadi pengen jadi murid nya neng yopi.... O_?......

    BalasHapus

Photobucket
 

Karya Tulis

Refleksi 02 Mei 2011

Ini hanya bagiku, entah bagi yang lainnya. Setiap hari orang-orang science mempelajari banyak simbol, dari alfabet hingga numerik atau beragam bentuk yang memang sengaja diciptakan sedemikian rupa. Aku tahu simbol-simbol tersebut sengaja diciptakan untuk

Kisah Kehidupan

Demi Sebuah Amanah

Telah lama aku berdiri di sini, di antara keramaian dan hiruk-pikuk terminal Pulo Gadung. Namun tak satupun bus antar kota yang mau berhenti dan membawaku meninggalkan kebisingan ini. Hampir satu jam lebih aku di sini, tapi semua bus antar kota nampaknya penuh semua.

Sastra

Cinta Dalam Hati ( CIDAHA )

Kala cinta datang menggoda Memanggil dan mengetuk pintu hati Lalu singgah ke rumah jiwa Tanpa kata permisi Hhm... Terdengar begitu syahdu menyentuh kalbu Namun, jika ini benar cinta Jangan biarkan cintaku padaMu hilang di hati Perkenankanlah tuk selalu mencintaiMu

© 3 Columns Newspaper Copyright by Website Nathiq | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks