Ungkapan Mutiara

Kita seperti teko, apa yang dikeluarkan maka seperti itulah di dalamnya. Maka berjanjilah untuk selalu membahagiakan orang lain, karena dengan begitu kita membahagiakan hidup kita sendiri (Rosa Rahmania))

Memberi sebanyak yang kita mampu, lalu kita akan menerima sebanyak yang kita butuhkan! InsyaAllah(Luluk Evi Syukur)

Ide-ide gila, butuh orang gila juga untuk mewujudkan semuanya. Demi bumi dan isinyam, baiklah. (Ana Falasthien Tahta Alfina)

Selagi sabar itu ada dalam diri maka selagi itu juga Allah akan mengujinya dan hanya mereka yang benar-benar sabar dapat dengan mudah mengatasi ujianNya (Luluk Evi Syukur)

Selepas ashar nanti Kutunggu di semenanjung hati, mendawai indahnya pelita, kala pelangi berbagi warna, selepas maghrib nanti, Kutunggu di ujung nadi, lantunkan kalam Illahi, hingga Isya hadir kembali (Khasanah Roudhatul Jannah)

Kawan, ingatlah dengan hidup ini, kadang kesusahan dalam mengarungi takdir membuat hidup kita di akhirat nanti menjadi lebih berkualitas. Dan Jangan lah berlebihan di kehidupan ini, karena takut-takut terasa hambar di akhirat nanti. So, Jadikanlah apapun itu tentang kehidupan, lalu rayakanlah dengan kesyukuran.(Adi Nurseha)

Memoar kehidupan yang tak berujung hingga kematian menjemput. Lantas sudah sampai di mana kisah kehidupan ditorehkan? (Luluk Evi Syukur)

Kau yang masih setia mengulum rindu, Kudendangkan senandung lagu merdu, Sebagai pengobat rindu di dada, Sebagai pelipur segala lara, Tersenyumlah sayang, Rindu ini pun masih terus membayang Untukmu duhai kekasih hati Sambutlah syahdunya nyanyian hati (Khasanah Roudhatul Jannah)

Jaga selalu hatimu (Rosa Rahmania)

Tak semua yang diinginkan dapat terwujud sesuai rencana. Pergi saat indah. Allah pasti punya rencana terindah dibalik semua ini. Hanya itu yang bisa menguatkanku saat ini (Yopi Megasari)

Kamis, 17 Februari 2011

Itu Takdir Bukan Kutukan


Dingin kurasa ketika malam datang menyapa
Kucoba tengadahkan wajah pada langit
Dengan mata telanjang kumelihat

Rembulan pecah di antara kabut-kabut mendung
Sunyi sendiri aku benci
Kuingin daki perjalanan malam yang menjulang
Tapi bagaimana mungkin kulakukan
Melangkah setapak aku goyah
Tahukah kau aku kini lemah
Bukan daya aku tak punya
Tapi hasratku yang membeku

Mantra anak manusia yang kupunya
Telah pula kulafalkan seribu doa
Namun jiwaku masih meronta,mengamuk sejadinya
Penolakanku pada takdir mengkafirkan imanku sesaat lalu

Kucoba resapi desiran waktu melambai syahdu
Butiran sisa asa dalam debu prahara
Rasa dalam jiwaku berpadu
Kubiarkan saja sang bayu lewati masa

Dongeng waktu ikut berkumandang
Bercerita aku pada diri
Mencoba mendengarkan bisik kebisuan
Tandai kecam dalam ketidakmampuan

Maafkan aku bayi suci
Waktu dan kesempatan belum berpihak padaku
Aku belum sanggup jika
Mengikhlaskan dua retina mataku untukmu
Hanya sebait doa yang kupunya
Doa paling tulus penuh pengharapan
Penuh sejuta keyakinan
Tuhan tidak pernah tidur
Mungkin Dia hanya menguji ikhlas dan sabar
Hati ibu dan bapakmu
mungkin kelak kau akan melihat
meminjam mata Tuhan saat kau butuh

16/02/2010
08:52 pm
Terinspirasi ketika kubertemu bayi yang terlahir cacat wajah dan tiada terlihat kedua biji matanya.

Oleh: Muslimin (Profile)

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket
 

Karya Tulis

Refleksi 02 Mei 2011

Ini hanya bagiku, entah bagi yang lainnya. Setiap hari orang-orang science mempelajari banyak simbol, dari alfabet hingga numerik atau beragam bentuk yang memang sengaja diciptakan sedemikian rupa. Aku tahu simbol-simbol tersebut sengaja diciptakan untuk

Kisah Kehidupan

Demi Sebuah Amanah

Telah lama aku berdiri di sini, di antara keramaian dan hiruk-pikuk terminal Pulo Gadung. Namun tak satupun bus antar kota yang mau berhenti dan membawaku meninggalkan kebisingan ini. Hampir satu jam lebih aku di sini, tapi semua bus antar kota nampaknya penuh semua.

Sastra

Cinta Dalam Hati ( CIDAHA )

Kala cinta datang menggoda Memanggil dan mengetuk pintu hati Lalu singgah ke rumah jiwa Tanpa kata permisi Hhm... Terdengar begitu syahdu menyentuh kalbu Namun, jika ini benar cinta Jangan biarkan cintaku padaMu hilang di hati Perkenankanlah tuk selalu mencintaiMu

© 3 Columns Newspaper Copyright by Website Nathiq | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks