We are so proud having brother like you, although now you different, we still keep our smile for you. Yang kutau dulu senyum dan semangat itu selalu hadir, dan kalaupun semua itu kini tertelan bumi, ada kami semua yang siap selalu bersamamu. Hati kita selalu menyatu, sepenggal puisi Rosa untuk sahabat. Sederhana namun syarat makna. Atau Rosa yang lebay kali ya. hehehe. Tapi aku tetap setuju kita ber-enam bukan disatukan oleh misi materi, tapi kebersamaan dalam ikatan tanpa paksaan.Tidak adil rasanya jika kami hanya ada saat kau bertahta, saat kau berbagi tawa, saat kau penuh puji-puja, dan kami bukan pecundang yang akan menghilang saat salah satu di antara kita gamang, jika situasi itu ada padaku? banggakah aku jika semua hilang satu-satu, menutup mata dan telinga dengan sejuta pura-pura sampai menunggu kembali ceria dengan tanya?
"Eh maaf kemarin gw sibuk?" Jiah basi, klasik, memang sehari dia gak makan siang atau malam, jika dia sahabat sejati, dia pasti selalu punya celah dan waktu, selepas shalat misalnya, sekali SMS tidak menyita 1 jam kan? paling ngadat kirim Callme, persahabatan ikhlas itu indah, kebersamaan adalah kekuatan baru, bukalah hatimu, diam tak selamanya emas?
Yes, ada yang rela jadi tempat sampah, lagi-lagi Rosa beri inspirasi di sini, dilanjutkan dengan obrolan ringan dan berujung tantangan. Ya, itulah persahabatan, selalu ada cerita dalam kebersamaan, benarkah aku mau jadi tempat sampah buat sahabatku? terhinakah aku dijadikan tempat sampah sahabatku? ah tentu saja tidak, bukankah persahabatan tidak mengenal perhitungan laba-rugi? tidak pernah bertanya kau jadi apa, biarlah keempatnya menempatkan diri di tempat terpandang dan penuh pujian di rumah jiwamu dan aku kebagian jadi tempat sampah di rumahmu, hehehe, kutersenyum, aku pasti menang karena aku jadi pengatur strategi ceritaku ini, "Jadi suka suka gw dunk cari celah, hehehe..."
Jadi tempat sampah? keputusan yang bebal dan fatal, anehnya tak kurasakan sesal, seakan kutersadar, betapa nekadnya aku. Benarkah aku bisa begitu? gimana lagi? Evi sudah jadi bunga di taman, Ana sudah jadi patung porselen di ruang tamu, Rosa sudah pula jadi lukisan di ruang makanmu, sementara Yopi meminta jadi mutiara, berlian atau mobil limosin, (ckckck), sementara aku hanya jadi tempat sampah untukmu, pasti terpikir oleh mereka betapa bodohnya aku, "Jangan tertawa kecut gitu sob" akan kukatakan kenapa aku bilang begitu, biar kamu tak lagi cemberut dan bermurung durja, kuhanya ingin kau selalu tersenyum indah.
Kenapa memilih tempat sampah, karena dengan begitu kau selalu bisa miliki aku, tak peduli kau kelak kaya atau miskin, kau akan tetap butuh aku saat kau beruntung, kau juga takkan mampu mengadaikan dan menjualku saat kau merugi dan buntung, memang siapa yang mau terima gadai tempat sampah? apalagi beli bekas?, hehehe.
Aku akan ada di setiap ruang, saat kau makan sebiji permen pun kau akan mencari aku untuk menampung sisa bungkusnya, tiap waktu aku akan selalu ikut merasakan tiap makna yang kau cerna, lukisan megah Rosa di ruang makan hanya bisa memandang iri tiap kali kau beri sebuah sisa untukku, dan aku tidak akan takut penuh, karena kau akan segera mengosaongkan aku saat kau butuh, hingga aku selalu dapatkan yang baru dan beragam darimu. Achh betapa kau tak sadar sob, kau buat aku merasa istimewa.
Saat kuterima tantangan jadi tempat sampahmu, karena aku tau dengan begitu, ketika kau begitu semangat kau lakukan banyak hal, maka akan semakin banyak hal yang tidak penting yang kau titipkan padaku, saat kau susah, merasa serba salah, merasa gagal, dan kau tumpahkan pada kertas yang sesaat pasti akan kau serahkan padaku tanpa ragu, mungkin kau duga aku tak paham semua, tak mengapa, lebih baik kau tak usah tau, betapa aku membaca dan pahami tiap jejak rasa dan pikirmu, kau takkan mampu sembunyikan dari ikhlasku..
Biarlah yang kotor dan terbuang kau serahkan padaku sobat, hingga ada bersih dan mamfaat padamu, dengan rela akan kudekap tiap sisa-sisa rasa dan serpih perihmu yang tersembunyi, kenapa begini susah mengurai kisah, kenapa begitu sulit mengait mimpi.
Bergerak tanpa henti menembus gelap dan terang. Tiba-tiba aku tersadar, hidup tanpa masalah adalah bodoh, pohon yang tinggi ternyata mampu bertahan karena kokoh melawan angin, seandainya hidup seperti melewati gurun selain membutuhkan air, ternyata ketabahan jauh lebih di butuhkan, sobat bacalah puisi rosa jika sesak kembali menyapamu, tersenyumlah melihat lukisan dua lelaki empat perempuan membentuk lingkaran, bukankah kosong di tengahnya adalah dunia, jika kita bersatu, kita akan mampu mengurung dunia.
26/03/2011
Setelah baca status puisi "Di Kala Emosi Meledak Hebat", dan sebuah comment "Yes ada yang rela jadi tempat sampah" hehehe
Oleh: Muslimin (Profile)
Ungkapan Mutiara
Senin, 28 Maret 2011
Buanglah Aku pada Tempatnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar