Guru adalah contoh bagi anak muridnya. Itulah pernyataan yang sering kita dengar. Namun tidak selamanya pernyataan itu berlaku. Ada kalanya justru guru lah yang harus belajar pada anak muridnya. Adalah Kaka, begitulah panggilan akrab salah satu anak didikku. Anak berusia 4 tahun ini dapat dikatakan sebagai salah seorang inspirator bagiku. Semangatnya untuk belajar sangat tinggi. Sebelum pintu sekolah terbuka, ia yang diantar neneknya telah menanti di depan sekolah, sambil menggendong tas bergambarkan Upin Ipin dan tempat minum di lehernya.
Aku selalu kalah cepat datang ke sekolah dengan dia. Di saat teman-temannya jarang masuk sekolah karena malas, ia nyaris selalu sekolah setiap hari. Datang selalu paling awal. Sakit pun selama ia masih bisa berjalan, ia tetap sekolah.Dia termasuk muridku yang manja namun sangat cerdas. Meskipun belum bisa membaca, tapi ia selalu bisa menceritakan buku-buku yang telah ia buka. Hampir setiap hari kata tanya kenapa dan apa terlontar dari bibir mungilnya, sampai-sampai terkadang aku tak mampu menjawab pertanyaannya. Ah terkadang aku malu padanya.
Semangatku masih kalah dari dia, terkadang aku datang terlambat. Dan terkadang aku juga malas mengajar. Tak hanya cerdas, ia sangat polos dan jujur. Suatu ketika pernah kutanyai ia apa cita-citanya, ia hanya berkata ingin seperti ayah atau kakek. Baginya, ayah dan kakek sumber inspirasi terbesar dalam hidupnya. Ia dengan ceplas ceplos menceritakan kehebatan ayah dan kakeknya ketika menunaikan tugas sebagai tentara dan polisi pengayom masyarakat. Bahkan ia tak segan-segan untuk menirukan aksi ayahnya saat menembak dan merangkak menghindari musuhnya. Membuatku terkekeh geli melihat aksinya. Lalu kulempar ia dengan sebuah bola dan menyuruhnya menendang bola. Ternyata, namanya saja yang sama dengan salah seorang pemain sepakbola Eropa, namun minatnya sangat berbeda. Malah ketika sedikit kupaksa menendang bola dan menirukan gaya Kaka, dia malah lebih tertarik dengan buku cerita yang kupegang sambil berkata “Kaka bukan pemain bola Ibu, tapi tentara…”
Aku hanya bisa tersenyum seraya bergumam... "Andai para pejabat negara memiliki semangat dan disiplin seperti dia tentulah tak kan kita dengar para pejabat yang kesiangan atau membolos. Dan andai juga para pejabat memiliki kejujuran seperti anak kecil, tentu tak kan ada istilah korupsi di negara kita tercinta ini. Seringkali kita tak menghiraukan apa yang ada dalam diri anak kecil, bahkan kita sering meremehkan mereka, padahal dalam diri mereka terdapat banyak pelajaran berharga yang bisa kita tiru. Anak-anak adalah tambang emas negara, mereka lah yang kelak menentukan nasib bangsa kita."
Semoga ada manfaatnya dari tulisan saya yang asal-asalan ini :D
Oleh: Yopi Megasari (Profile)
Ungkapan Mutiara
Selasa, 17 Mei 2011
Kaka Seorang Tentara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ahhhhh aku jadi pengen jadi murid nya neng yopi.... O_?......
BalasHapus