Berawal dari chatting di Facebook kedua insan ini saling mengenal satu sama lain. Mereka di pertemukan karena hobinya yang sama. Sama-sama suka menulis, satu suka menulis artikel, satu lagi suka menulis puisi.
Seperti biasanya orang yang pertama kali berkenalan pasti menyebutkan nama masing-masing, tempat tinggal, kemudian pendidikan/pekerjaannya bagaimana. Begitu juga dengan mereka, satu hal yang bisa terus membuat mereka semakin akrab yaitu hobinya yang sama-sama suka menulis.
Komunikasipun terus berlanjut, yang awalnya cuma tanya-tanya saja, kini mereka sudah mulai membuka masalah dirinya masing-masing. Bisa dikatakan juga mereka selalu curhat satu sama lain. Akan tetapi lebih sering membuka dirinya adalah si pria. Entah kenapa, biasanya kan wanita yang selalu membuka diri (apa adanya katanya)?
Mungkin umur yang menjadi salah satu faktornya, maklum si wanita lebih tua setahun dari si pria. Akibat dari organisasi Kampus si wanita yang diikutinya mungkin bisa dikatakan ia lebih dewasa dari pria itu. Organisasi yang mendidik si wanita supaya tidak bersikap kekanak-kanakan dan harus bisa menghadapi semua permasalahan secara professional.
Sedangkan si pria hobinya hanya bisa bermain-main menjelajahi dunia maya dengan komputer miliknya. Bahkan sangat jarang sekali pria itu berinteraksi dengan perempuan, apalagi sampai curhat-curhatan segala. Sepertinya tidak mungkin hal itu terjadi dengan sikapnya yang kasar dan tidak terlalu mengenal akan perasaan orang lain. Apalagi perasaan seorang wanita yang sejak duduk di bangku SMK tidak bisa mengenal lebih dekat. (SMK = Cowo kabehhhhh)
Kalau dipikir-pikir sebenarnya kondisi mereka bertolak belakang. Mengingat si wanita yang selalu lemah lembut kepada orang lain, selalu baik hati, dan tentunya “Be smart and beautifully”. Apalagi ia bisa dikatakan sebagai aktivis kampus, pandai bicaranya dan mempunyai nilai idealisme yang sangat kuat di dalam dirinya. Terutama komitmen terhadap agama yang di pegangnya. Ia mengikuti organisasi-organisasi kampus yang tidak keluar dari kata “ISLAM” sebagai pedomannya.
Dia sangat shalihah dan rajin beribadah, kerudungnya juga bukan kerudung biasa, ia mengulurkan kerudungnya sampai menutupi bagian dada dan hampir kerudung yang dikenakannya menutupi bagian perut.
Boleh dikatakan si wanita itu adalah seorang aktivis Islam yang shalihah dan cerdik, beda jauh dengan si pria yang hobinya itu berada di dunia Underground. Bukan di dunia anak Punk maupun Metal yang digelutinya. Tapi dunia bawah tanah yang ada di jagat maya.
Bisa dikatakan tidak terlalu jelek hobinya itu, Cuma paradigma dari masyarakat saja yang membuat citra hobinya itu di pandang negative. Padahal kalau kita melihatnya dengan ilmu pengetahuan dan akal yang sehat. Apalagi dibarengi ilmu sejarah teknologinya yang kuat, maka kita dapat menemukan bahwa yang ia geluti itu sebenarnya adalah sesuatu yang istimewa yang keberadaannya itu berada di kalangan penyelamat dan bukan perusak.
Dikarenakan kebanyakan dari kejahatan dunia maya (cyber crime) yang selalu diidentikan dengan kata “HACKER”, jadilah kata itu juga ikut tercoreng. Padahal nyatanya tidak demikian kalau kita mau tahu lebih dalam lagi.
Jelas sekarang kedua insan ini memiliki karakter yang berbeda dan sangat bertolak belakang. Lantas apa yang membuat keduanya menjadi semakin akrab saja dari hari ke harinya?
1. Sama Hobi Menulis
Sejak duduk di bangku SMK kelas 2, si pria memang sudah memulai hobi menulis. Diawali dari karya ilmiyah yang ia buat untuk menutupi Absen Bahasa Indonesia yang kosong. Waktu itu ia menulis “Penanganan Masalah Virus Komputer”. Kemudian juga sempat ingin menulis Novel tentang perjalanan hidupnya, namun entah ke mana tulisannya yang sudah memenuhi satu buku tulis tiba-tiba hilang.
Pernah juga menulis tentang cinta. Dikarenakan melihat teman dekatnya yang menyalahartikan cinta di kehidupan yang sedang dijalaninya. Hingga terus berlanjut sampai sekarang ia suka menulis artikel tentang kehidupan dan juga menulis artikel-artikel komputer yang menjadi salah satu hobi pokoknya.
Sedangkan si wanita hobinya itu suka menulis puisi. Ia sangat pandai dalam merangkai kata-kata untuk puisinya. Bahkan oleh teman-temannya dijuluki sebagai “Sang Pujangga”. Bagaimana tidak, setiap obrolannya tidak terlepas dari rangkaian kata-kata yang mangandung unsur kalimat puisi di dalamnya. Setiap SMS-an mengandung puisi dan ketika chatting pun selalu menulis kata-kata yang sangat puitis.
Bahkan si wanita itu pernah mengajak si pria untuk menulis puisi bareng ketika chatting di facebook. Pertama si wanita yang memulai chatting menggunakan kata-kata yang puitis, kemudian dibalas juga oleh si pria menggunakan kata-kata yang puitis pula. Hingga terus berlanjut saling membalas satu sama lain sehingga terciptalah satu buah puisi yang mereka rangkai secara bersamaan dengan saling membalas chat.
Dari situlah mungkin keakraban mereka terbangun karena sama-sama hobi menulis. Kadang juga mereka suka saling menukar tulisannya untuk melengkapi satu sama lain.
2. Sama Support Terhadap Islam
Walaupun si pria hobinya di dunia underground, tapi tetap hati kecilnya ia berteriak untuk Islam. Mengingat masa lalunya ia sering disebut-sebut pak ustadz oleh teman dekatnya.
Ketika di kampung halamannya ia pernah mendirikan remaja Masjid dan ia juga menjadi ketuanya. Padahal sebelumnya belum pernah ada yang namanya remaja Masjid di daerah tempat tinggalnya itu. Bisa dikatakan ia menjadi seorang pelopor, ia rubah keadaan anak-anak yang ada di lingkungannya dengan organisasi yang di bawahnya itu. Ia selalu mangadakan acara tadabbur alam, lomba-lomba islami seperti lomba adzan, ceramah, cerdas cermat dan ia juga tentunya mengajar anak-anak yang di bawah umurnya untuk belajar mengaji. Itu semua dilakukannya untuk membawa teman-temannya supaya lebih sadar akan keislaman yang tertaman dalam dirinya.
Di sekolahpun begitu, secara tidak sengaja ia terpilih menjadi ketua Rohis (FSDU saat itu, “Forum Study Darul Ulum”). Alasannya cukup simple, guru agama yang menjadi Pembina Rohis di sekolahnya pernah menawarkan kepada ia dengan nada main-main ketika ia duduk di bangku kelas satu. Waktu itu ia dapati nilai kosong di pelajaran Agama. Guru Agamanya bilang, “Sok siapa yang hafal surat Yaasin, ibu tutup absennya dengan nilai 8?” si pria itu juga tahu kalau gurunya itu hanya bercanda, mungkin dipikirnya anak-anak SMK tidak bakalan mungkin ada yang hafal Surat Yaasiin.
Tapi kebetulan ketika di kampung halamannya si pria pernah hafalan Yaasiin dan sampai saat di tanya gurunya masih hafal dengan lancar. Dengan nada berani ia juga menerima tantangan gurunya itu ; “Oke siap, saya coba terima tawaran Ibu”.
Eh ternyata apa coba yang terjadi? “Bentar ya! Ibu ambil Al-Qur’an dulu ke ruang Guru”. Dikira ibu guru itu hafal juga Surat Yaasiin, tapi ternyata tidak hafal sepenuhnya. Sampai-sampai di wajahnya juga terpancar rasa malu, yang tadinya hanya sekedar main-main ternyata si pria itu memang benar hafal dengan lancarnya ketika ditalar oleh si ibu Guru itu. Jelaslah ini semua dapat mencengangkan si ibu Guru. Karena itulah kemudian si pria itu ditunjuk menjadi Ketua Rohis di sekolahnya.
Si wanita juga sama, ikut Rohis di sekolahnya. Sampai ke bangku kuliah pun ia mengikuti organisasi-organisasi keIslaman. Dari mulai LDK dan organisasi kampus lainnya yang ia senangi. Tidak hanya di Instansi Pendidikan ia seperti itu (mengikuti organisasi-organisasi keIslaman), di kehidupan sehari-haripun ia selalu begitu. Sampai saat ini ia suka mengaji, mengajar anak-anak dan berbagai aktivitas lain yang tentunya sangat bermanfaat bagi lingkungan yang ada di sekitarnya.
Akan tetapi si pria tidak demikian sekarang. Kebiasaan hidupnya tidak sama seperti dahulu dan tidak menyerupai kehidupan yang di jalani si wanita sekarang. Maklum pergaulan anak muda, mau tidak mau secara perlahan pasti terbawa arus zaman dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Tentunya kita mengenal lingkungan anak-anak SMK tidak terlepas dari citranya yang negative. Siswa SMK lebih arogan dan anarkis, begitu juga dengan si pria itu.
Tapi kenapa sampai saat ini keduanya masih saja akrab di dunia maya bak seorang teman yang saling memahami satu sama lain. Walaupun hanya sekedar chat/SMSan belaka?
Alasannya cukup sederhana, pria itu ingin kembali ke kehidupannya yang dulu dengan bantuan wanita itu. Karena pria itu merasa hanya wanita itu yang mampu memotivasi kesadaran dirinya untuk kembali ke kehidupan dahulu yang lebih baik dari sekarang. Melihat karakteristik wanita itu yang tepat dengan pola kehidupannya seperti dulu, apalagi wanita itu lebih dewasa dan lebih tua umurnya di banding si pria yang hanya beda satu tahun saja. Sampai si pria bilang ke wanita itu dengan sebutan “TETEHKU”.
Dengan kedua alasan di atas menjadikan keduanya semakin akrab dan saling mengerti satu sama lain. Walaupun kalau dilihat kenyataannya sebenarnya lebih dominan si pria yang lebih membutuhkan wanita itu. Karena sama-sama suka menulis si pria pun memberikan perhatiannya kepada wanita itu dengan membuatkannya sebuah blog untuk menampung tulisan/puisi yang di tulis si wanita.
Komunikasipun terus berlanjut hingga berbulan-bulan. Namun tak selamanya komunikasi mereka berjalan dengan lancar. Pasti ada satu atau dua kejadian yang membuat keduanya menjadi saling menjauhi satu sama lain (miss kommunication).
Sebagai contoh, pernah dulu ketika si pria berkata, “Wanita muna" ke wanita itu yang sampai-sampai si wanita marah dan tidak mau lagi berkomunikasi dengannya. Padahal si pria hanya bercanda, akan tetapi anggapan si wanita beda lagi. Bebarapa hari, entah seminggu mereka tidak berkomunikasi. Si pria pun berusaha untuk meminta maaf dengan berbagai macam cara. Ia banyak tanya ke teman deket si wanita yang melalui facebook juga mengenai karakteristik wanita itu bagaimana. Alasannya agar si pria bisa mengambil sikap dalam berkata-kata supaya tidak membuat si wanita tersinggung.
Ternyata wanita itu sangat peka terhadap perasaannya, sedikit saja tergores hatinya maka akan sulit untuk terobati. Kini baru sadar kalau pria itu harus berhati-hati dalam berkata terhadap seorang perempuan dan ia pun berjanji pada dirinya sendiri supaya tidak akan lagi bersikap kasar terhadap seorang wanita. Begitu juga sikap yang diambil kepada wanita itu. Si pria meminta maaf kepada si wanita dan berjanji tidak akan pernah lagi kasar terhadapnya.
Komunikasipun terus berjalan dan kembali normal seperti biasanya. Si pria bersikap lebih hati-hati sekarang karena takut keceplosan lagi berkata-kata yang membuat hati si wanita teriris. Hingga suata hari sudah saatnya mereka untuk saling mengenal lebih dekat lagi. Ada satu harapan di antara mereka jikalau mereka berteman tidak hanya sekedar di dunia maya, akan tetapi terealisasi di dunia nyata juga.
Di saat keduanya libur kuliah, mereka mempunyai kesepakatan untuk bisa bertemu secara langsung, cuma si wanita meminta tidak hanya dia seorang untuk bertemu si pria. Si wanita meminta teman-temannya untuk bisa diajak ikut bertatap muka langsung. Dengan kesepakatan si wanita bawa 3 orang temannya dan si pria sendirian akhirnya mereka pun mengisi liburan kuliah di Bazar Buku Nasional yang diadakan di kota Bogor.
Mungkin disebabkan di dunia maya mereka sudah saling akrab, di dunia nyatapun demikian. Berjalan-jalan mereka mengelilingi bazar itu bersamaan, saling canda dan tawa, keceriaan menghampiri mereka sambil melihat-lihat koleksi buku-buku terbagus dan best seller. Diharapkan mereka juga bisa menulis buku layaknya seorang penulis yang sudah diterbitkan bukunya di bazar itu.
Ketika rasa lelah sudah menghampiri mereka, mereka pun sepakat untuk beristirahat sejenak sekalian menunaikan shalat Dzuhur di Masjid tidak jauh dari tempat bazar digelar. Pertama si wanita lebih dulu mengambil air wudhu, ketika keluar dari kamar mandi dilihatnya wanita itu dengan wajah yang begitu bersinar memancarkan keceriaan dan wajah yang penuh semangat di iringi senyuman yang begitu menarik perhatian bagi siapa saja yang melihatnya bak bidadari yang turun dari khayangan.
Sejenak si pria menyaksikan pemandangan itu dengan hati sedikit bergetar. Mungkinkah ini yang dimaksud sebagai getaran cinta pada pandangan pertama? “Astagfirullah.....!” sambil mengusap mukanya pria itu lalu bergegas pergi mengambil air wudhu.
*Kelanjutannya bagaimana ya?
Apa mungkin si pria benar-benar jatuh cinta kepada si wanita? Bagaimana dengan sikap si wanita yang memandang si pria hanya sebatas adik kelas yang butuh bimbingan belaka untuk menjadi lebih baik. Jikalau si pria menyatakan cintanya kepada si wanita apakah si wanita akan menerimanya?
Dapatkan kisah selengkapnya dalam acara Launching Novel yang belum ada judul ini di Tahun 2012. Siapa tahu keburu kiamat jadi tidak kesampaian launcingnya.....hehehe
Nb : Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan tokoh atau kejadian mungkin hanya sekedar kebetulan belaka.
Oleh: Mamat Munandar (Profile)
Ungkapan Mutiara
Senin, 02 Mei 2011
Hacktivis dan Aktivis Sholehah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar