Dingin kurasa ketika malam datang menyapa
Kucoba tengadahkan wajah pada langit
Dengan mata telanjang kumelihat
Rembulan pecah di antara kabut-kabut mendung
Sunyi sendiri aku benci
Kuingin daki perjalanan malam yang menjulang
Tapi bagaimana mungkin kulakukan
Melangkah setapak aku goyah
Tahukah kau aku kini lemah
Bukan daya aku tak punya
Tapi hasratku yang membeku
Mantra anak manusia yang kupunya
Telah pula kulafalkan seribu doa
Namun jiwaku masih meronta,mengamuk sejadinya
Penolakanku pada takdir mengkafirkan imanku sesaat lalu
Kucoba resapi desiran waktu melambai syahdu
Butiran sisa asa dalam debu prahara
Rasa dalam jiwaku berpadu
Kubiarkan saja sang bayu lewati masa
Dongeng waktu ikut berkumandang
Bercerita aku pada diri
Mencoba mendengarkan bisik kebisuan
Tandai kecam dalam ketidakmampuan
Maafkan aku bayi suci
Waktu dan kesempatan belum berpihak padaku
Aku belum sanggup jika
Mengikhlaskan dua retina mataku untukmu
Hanya sebait doa yang kupunya
Doa paling tulus penuh pengharapan
Penuh sejuta keyakinan
Tuhan tidak pernah tidur
Mungkin Dia hanya menguji ikhlas dan sabar
Hati ibu dan bapakmu
mungkin kelak kau akan melihat
meminjam mata Tuhan saat kau butuh
16/02/2010
08:52 pm
Terinspirasi ketika kubertemu bayi yang terlahir cacat wajah dan tiada terlihat kedua biji matanya.
Oleh: Muslimin (Profile)
Ungkapan Mutiara
Kamis, 17 Februari 2011
Itu Takdir Bukan Kutukan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar